Meteorid / Tektit
Variasi Warna : Hitam
Kadar Transparasi : Translucant, Opak
Kilap Polis : Kilap-kaca. Index Bias : 1,48 - 1,50
Kadar Keras 5.5. Berat Jenis : 2,32
Formula Kimia : SiO2(+CaMg) Sistem Kristal : Amorf
Wilayah Penghasil : Thailand, Indonesia, Australia, Cekoslowakia, dll
Aura Batu :
Menfasiltasi kontak psikis dengan energy semesta alam, mempercepat
proses meditasi, memperluas wawasan dan mempertebal rasa percaya diri
Relefansi profesi : Praktisi bidang spiritual, social, pengobatan, linkungan hidup
Jenis batu
tektite ini di eropa sering disebut moldavite, karena banyak dihasilkan
di wilayah moldau, cekoslowakia, sementara di Indonesia biasanya
dinamakan Bilitonit karen banyak ditemukan di pulau Biliton. Mineral
batu ini, terbentuk pada saat bumi mengalami hujan meteorit yang jatuh
dari angkasa luar. Sampai saat ini asal usul batu tektite menjadi bahan
perdebatan di antara para ilmuwan. Sebagian peneliti beranggapan bahwa
dia tercipta dari bekuan tanah yang melelh dan muncrat disebabkan oleh
adanya panas dan tekanan tinggi pada waktu dihantam meteor. Sebagian
lainnya meyakini bahwa dia memeang merupakan pecahan dari meteor itu
sendiri.
Bentuk tektite
tidak pernah berwujud bongkahan batu yang besar, melainkan sealalu
berupa bungkalan-bungkalan bulat, lonjong, pipih mulai sekecil kelereng
sampai seukuran buah salak. Warnanya hitam opaq, tetapi kalo dipotong
tipis-tipis bisa juga translusan dengan warna hijau tua atau coklat.
Cirri khas tektite terletak pada kulitnya yang selalu berleriput atau
berlekuku-lekuk, tidak pernah rata. Biasanya batu ini diasah polosan,
dengan membiarkan keriput kulitnya masih berbentuk natural di bagia
belakang batunya sebagi pertanda. Dengan kadar kekerasan 5.4 Skala Mohs,
batu ini termasuk lunak dan mudah diasah serta dipolis, dengan
kilap-kaca.
Masyarakat
penggemar batu permata di negeri kita lebih suka menyebut tektite
sebagai meteorit atau ada juga yang menjulukinya batu shatam atau batu
kelulut. Wujud dan asal usulnya yang tidak biasa membuat dia dipercaya
sebagai batu bertuah antara lain menyerap energy alam sehingga sering
digunakan untuk keperluan meditasi bagi para prakstisi olah spiritual.
Dia juga diyakini bisa menjadi penangkala godaan iblis dan setan.
Tektit biasa
diasah menjadi mata cincin, liontin atau timang. Sebagai batu bahan
dalam bentuk Kristal alaminya dia juga bisa diperjual belikan =untuk
melengkapi koleksi dengan harga cukup murah sesuai ukuran dan keunikan
bentuknya. Sebagian besar ineral ini memang berbentuk standart seerti
buah korma, gayam atau alpokat, tetapi kalo pas beruntung kadang juga
bisa kita tempukan yang bentuknya seperti buah terong, atau bahkan cobek
(batu cekung untuk membuat sambal berikut ulekanya) yang berbentuk
aneh-aneh seperti ini biasa dijual lebih mahal setar dengan factor “x”
nya.
Sumber :
Fakta Fenomena dan Pesona Batu Permata, oleh Bapak Slamet Rahardjo. UP Sinar Ratna, Surakarta.
0 komentar:
Posting Komentar